DATA
BUKU:
Judul :
Gurunya Manusia
No. ISBN :
978-602-8994-44-6
Penulis :
Munif Chatib
Penerbit :
Kaifa
Tanggal terbit :
Februari 2012
Jumlah Hlm. :
256
Harga Buku :
Rp. 69.000
GURUNYA MANUSIA:
MENJADIKAN SEMUA ANAK ISTIMEWA DAN SEMUA ANAK JUARA
Oleh:
Uswatun Hasanah, M.Pd.I.*
Setiap
Gurunya Manusia wajib mempunyai pandangan atau pola pikir yang menganggap bahwa
setiap siswa adalah juara atau setiap anak mempunyai potensi kebaikan, apapun
situasi dan kondisi yang dialami oleh anak. Sebelum guru memasuki kelas, maka guru
harus menyalakan saklar on dalam benak mereka, bahwa sesungguhnya semua siswa
yang akan dia ajarkan itu adalah cerdas. Tidak ada siswa yang bodoh dan tidak
ada siswa yang nakal.Karena sesungguhnya, setiap individu memiliki multiple intelligences yang berbeda dan
karena setiap siswa itu adalah masterpiece.Dengan
demikian, maka seorang gurunya manusia harus bisa membuka kelima bingkisan
ketika ia berada di dalam kelas. Adapun kelima bingkisan tersebut adalah:1)bintang;
2) samudra; 3) harta karun; 4) penyelam; dan 5) bakat. (Gurunya Manusia- Munif
Chatib)
Itulah
sepenggal kalimat-kalimat dalam buku“Gurunya Manusia” yang merupakan salah satu karya yang ditulis oleh Munif
Chatib,penulis bestseller “Sekolahnya
Manusia”, “Orangtuanya Manusia” dan “Sekolah Anak-anak Juara”. Selain sebagai
seorang penulis, ia juga merupakan konsultan pendidikan dan pakar multiple intelligences yang ada di
Indonesia.
Apabila kita melihat budaya pendidikan yang
ada di Indonesia, maka terlihat ada3 tipe guru, diantaranya yaitu: Yang Pertama, tipe Guru robot,yaitu guru yang bekerja persis seperti robot. Mereka
hanya masuk kelas, mengajar lalu pulang. Mereka hanya mau peduli pada beban
materi yang harus disampaikan kepada siswa. Yang
Kedua, tipeGuru materialistis, yaitu
guru yang selalu melakukan perhitungan, mirip dengan aktivitas bisnis
jual-beli. Yang jadi patokan adalah hak yang mereka terima, barulah kewajiban
mereka kan dilaksanakan. Danyang Ketiga,
adalah tipe Gurunya Manusia, yaitu
guru yang mempunyai keikhlasan dalam mengajar dan belajar. Guru yang mempunyai
keyakinan bahwa target pekerjaannya adalah membuat para siswa berhasil dalam
memahami materi-materi yang diajarkan. Guru yang ikhlas, yang mengajar dengan
hati, guru yang akan berintropeksi apabila ada siswa yang tidak memahami materi
yang telah diajarkannya. Guru yang berusaha meluangkan waktu untuk belajar,
sebab mereka sadar bahwa profesi guru adalah profesi yang tidak boleh berhenti
untuk belajar. Guru yang keinginannya kuat dan serius ketika mengikuti
pelatihan dan pengembangan kompetensi.
Dari
sekian macam tipe guru, yakni: tipe guru robot, guru materialistis, dan gurunya
manusia. Maka yang jadi pertanyaannya adalah tipe guru manakah yang akan banyak
mendapatkan apresiasi dan yang di harapkan oleh siswa??? Tentunya tidak lain hanyalah
gurunya manusia.Jika dipraktekkan dalam realita yang ada di Indonesia, agar
kita bisa menjadi sosok Gurunya Manusia, memanglah tidak mudah bahkan terlihat
sulit.
Namun,
dengan demikian, tidak ada salahnya jika kita sebagai guru hendak mencoba
menjadi Gurunya Manusia. Maka dari itu, kita harus mengetahui syarat yang mendasar
untuk menjadi Gurunya Manusia. Adapun syarat tersebut adalah: 1) Guru yang
bersedia untuk selalu belajar, 2) Guru yang secara teratur membuat rencana
pembelajaran sebelum mengajar, yang biasa kita lakukan yakni membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); 3) Guru
yang bersedia diobservasi; 4) Guru yang selalu tertantang untuk meningkatkan
kreativitas; dan 5) Guru yang mempunyai karakter yang baik.
Gurunya
manusia, harus bisa membuka kelima bingkisan saatia akan memasuki proses
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, yaitu: 1) Bintang. Guru yang memandang bahwa setiap siswa yang dilahirkan
adalah Juara. Munif Chatib menjelaskan bahwa setiap anak adalah bintang.
Bintang yang sinarnya mampu menerangi dunia. Bagaimanapun kondisi anak, mereka
adalah bintang dan juara. Adapun kuncinya adalah sebagai seorang guru sebelum
memasuki kelas, maka seorang guru tersebut harus menyalakan tombol “on” dalam benak guru, yang menganggap
bahwa setiap siswa adalah bintang, maka peserta didik akan menjadi bintang. 2) Samudra. Setiap siswa memiliki kemampuan
seluas samudra: kemampuan kognitif yang menghasilkan daya pikir positif,
kemampuan psikomotorik yang menghasilkan karya bermanfaat dan penampilan yang
dahsyat, serta kemampuan afektif yang menghasilkan nilai dan karakter yang
manusiawi sesuai fitrahnya.Kemampuan anak kita seluas samudra. Yang artinya,
pasti banyak potensi yang terpendam di dalam dirinya, seperti halnya samudra
dengan berbagai potensi kekayaan alamnya. 3) Harta karun. Berbagai potensi
terpendam merupakan harta karun gurunya yang ada dalam diri siswa, yaitu
kecerdasan majemuk atau dinamakan pula multiple
intelligences.Setiap siswa memiliki variasi potensi kecerdasan
masing-masing. Ada yang punya satu kecerdasan yang dominan, sedangkan yang
lainnya rendah. Ada yang memiliki dua, tiga, bahkan semua kecerdasannya
dominan. Namun, tidak ada manusia yang bodoh, terutama jika stimulus yang
diberikan lingkungan tepat. 4) Penyelam.Discovering ability,
kembangkan kemampuan dan kubur ketidakmampuan anak.Discovering ability adalah aktivitas guru untuk menjelajahi kemampuan
siswa pada saat hasil tes siswa di bawah standar ketuntasan. Discovering ability juga dapat diartikan
meminta peserta didik untuk menjawab soal yang sama dengan cara yang lain.
Apabila discovering ability ini tidak
berhasil, maka baru dilakukan remedial
test (tes pengulangan). Banyak sekali guru yang langsung melompat dengan
memberikan remedial test kepada
peserta didik dengan nilai dibawah standar tanpa melalui fase discovering ability. Upaya gurunya
manusia saat dia tak pernah berhenti menelusuri kemampuan siswa dapat dikatakan
sebagai aktivitas discovering ability,
yaitu menjelajah kemampuan siswa meskipun itu sekecil debu. 5)Bakat. Bakat adalah kemampuan siswa yang
sudah ada sejak ia lahir.
*Mahasiswa Psikologi Pendidikan Islam
Guru SDN 2 Mertapada
Kulon