DATA
BUKU:
Judul : Metode Mengajar Multiple Intelligences
No. ISBN : 978-602-8394-11-6
Penulis : Julia
Jasmine, M.A.
Penerbit : Nuansa cendekia
Tanggal terbit : Oktober
2012
Jumlah Hlm. : 276
Harga Buku : Rp. 43.000
Metode Mengajar Multiple Intelligences
Oleh:
Uswatun Hasanah, M.Pd.I*
Teori
kecerdasan majemuk adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu
adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung pada
pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa
belajar, disamping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat
dan bakat masing-masing pembelajar.
Julia jasmine (2012: 15) mengatakan bahwa
“siswa yang memiliki dan mengembangkan kecerdasan linguistik dan logis-matematis
dijamin pasti akan berhasil dalam situasi sekolah tradisional.” Guru sering
merasa takjub betapa ruang kelas banyak berbicara kepada mereka mengenai
kecerdasan mereka sendiri. Adapun metode mengajar multiple intelligences (kecerdasan majemuk) diantaranya yaitu:
1)
Kecerdasan linguistik, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah
kecerdasan verbal. Metode mengajar dengan kecerdasan linguistik ini dapat
didiskusikan dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang
melibatkan hal-hal berikut: abjad, fonik (suara), pengucapan atau pelafalan,
membaca, menulis, mendengar, berbicara, berdiskusi, memainkan permainan kata
dan mengerjakan teka-teki silang.
2)
Kecerdasan logis-matematis, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah
kecerdasan logika dan matematika, yang dicirikan sebagai kegiatan otak kiri.
Adapun metode kecerdasan logis-matematis dapat didiskusikan dan kemudian
digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut, yaitu:
bilangan dan angka, berbagai macam pola, berhitung, pengukuran, geometri,
statistik.
3)
Kecerdasan spasial, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah
kecerdasan gambar. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung berpikir dalam
atau dengan gambar dan cenderung mudah menggunakan metode belajar melalui
sajian-sajian visual seperti film, gambar, video, dan peragaan yang menggunakan
model atau slide.
4)
Kecerdasan musikal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan music.
Orang yang mempunyai kecerdasan jenis ini sangat peka terhadap suara atau
bunyi, lingkungan dan juga musik. Adapun metode mengajarnya yaitu dengan
melakukan aktivitas sebagai berikut: mendengarkan musik, menciptakan musik
secara vocal (bernyanyi, bersenandung, bersiul), menciptakan musik secara
instrumental (dengan alat musik), mereproduksi melodi, dan mencptakan ritme.
5)
Kecerdasan badani-kinestetik, yang disebut oleh penulis adalah
kecerdasan olah raga. Orang yang memiliki kecerdasan jenis memroses informasi melalui
sensasi yang dirasakan pada badan mereka. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru
melibatkan siswa dengan aktivitas hal-hal berikut: kegiatan fisik, modeling,
tarian, olahraga, berkeliling, dan bahasa tubuh.
6)
Kecerdasan interpersonal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan bergaul.
Kecerdasan ini ditampakkan pada kegembiraan berteman dan kesenangan dalam
berbagai macam aktivitas sosial serta ketaknyamanan atau keengganan dalam
kesendirian dan menyendiri. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru melibatkan
siswa dengan aktivitas hal-hal berikut: kelompok belajar kooperatif (belajar
bersama), proyek kelompok, kehidupan berteman dan sosial.
7)
Kecerdasan intrapersonal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan diri.
Kecerdasan ini tercermin dalam kesadaran mendalam akan perasaan batin. Inilah
jenis kecerdasan yang memungkinkan seseorang memahami diri sendiri, kemampuan
dan pilihannya sendiri. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru melibatkan siswa
dengan aktivitas hal-hal berikut: refleksi (pemikiran mendalam atau
perenungan), perasaan, analisis diri, percaya diri, mandiri, pengelolaan waktu,
dan merencanakan masa depan.
Dan
beruntunglah untuk para gurunya manusia, jika kita sebagai seorang guru yang
jika metode mengajar di sekolahnya, ia telah menggunakan metode mengajar multiple intelligences. Maka dengan
demikian, itu berarti merupakan hal yang patut dibanggakan. Mengapa? Karena apa
yang telah dilakukan oleh guru tersebut, telah menjadikan setiap siswa merasa bahwa
kecerdasan yang ia miliki tersebut diakui oleh guru mereka dan semua siswa
merasa bahwa ia diitempatkan pada posisinya masing-masing untuk menggunakan
kecerdasannya itu dan kemudian hasil yang telah dipelajari oleh siswa dalam
belajar tersebut dinilai (dievaluasi) oleh guru dalam konteks kecerdasan yang
sama.
0 comments:
Post a Comment