Thursday, May 30, 2013

Resensi Munif Chatib "Kelasnya Manusia"














DATA BUKU:

Judul                : Kelasnya Manusia: Memaksimalkan Fungsi Otak Belajar dengan Manajemen
No. ISBN        : 978-602-7870-13-0  Display Kelas

Penulis              : Munif Chatib & Irma Nurul Fatimah
Penerbit            : Kaifa
Tanggal terbit    : April 2013
Jumlah Hlm.      : 172
Harga Buku      : Rp. 72.000
Oleh: Uswatun Hasanah, M.Pd.I*

              Pembelajaran di dalam sekolah, tidak selalu dilakukan di luar kelas, karena pada umumnya proses kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Oleh sebab itu, sudah seharusnya setiap guru berusaha menjadikan ruang kelasnya menyenangkan. Dengan segala keterbatasannya, maka ruang kelas wajib menyenangkan siswanya, tidak bisa ditawar lagi.
            Buku Kelasnya Manusia yang ditulis oleh Munif Chatib, merupakan buku yang kelima yang telah ditulisnya. Sebelumnya Munif Chatib telah menulis buku “Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, Orangtuanya Manusia, dan Sekolah Anak-anak Juara” Adapun dalam buku “Kelasnya Manusia”, Munif Chatib menulisnya bersama dengan Irma Nurul Fatimah.
Ruang kelas itu rumah, bukan penjara. Memang, ada dua potensi kelas dalam proses belajar. Yang pertama, kelas bisa menjadi rumah yang menyenangkan. Dan yang kedua, kelas menjadi penjara yang penuh tekanan dan paksaan. Pada dasarnya seorang guru merupakan sutradara sekaligus aktris atau aktor di kelasnya. Dia bisa merencanakan bagaimana memberikan tontonan terbaik kepada siswanya. Layaknya seorang aktris atau actor, seorang guru itu merencanakan, diantaranya yaitu: 1) Naskah yang dipentaskan atau disebut dengan (lesson plan), 2) Bagaimana naskah itu diibawakan atau disebut dengan (strategi mengajar); 3) Penataan panggung yang dapat mendukung pementasan agar dapat berjalan dengan lancar atau disebut dengan (display kelas). Aktivitas merencanakan sebenarnya suatu keahlian yang secara natural sudah kita miliki.
            Menurut Munif Chatib (2013: 48) hadirnya buku “Kelasnya Manusia”, bukan bermaksud menambah beban pekerjaan guru untuk menampilkan display kelas. Namun, hal demikian justru membantu guru agar mempunyai kemampuan dan keterampilan mendesain kelasnya, karena display kelas adalah bagian dari sebuah perencanaan mengajar. Dalam hal ini, guru tidak harus punya bakat seni. Dengan mengetahui dan memahami materi display, kemudian memasangnya di tempat yang tepat, itu sudah cukup. Pada akhirnya, bahkan banyak guru yang mulai menikmati pekerjaan mendesain kelas bersama siswanya.
            Pada kenyataan di lapangan, bahwa di sekolah-sekolah jarang sekali seorang guru melakukan pendataan benda yang ada di dalam kelas. Apalagi sampai menyusun dan mengatur lokasinya, seperti layaknya desainer interior.  Kemampuan guru dalam menyusun dan mengatur seluruh barang yang berada di dalam kelas, seperti: papan tulis, tempat sampah, lemari-lemari, buku-buku, kalender, jam dinding, meja, kursi, serta karya-karya siswa. Hal tersebut, merupakan hal penting agar kelas menjadi nyaman untuk belajar. Adapun untuk memulai dalam mendesain kelas, yaitu:
Pertama, Syarat utama desain kelas. Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam mendesain ruang kelas, yaitu: 1) Visibilitas atau Keleluasan Pandangan. Visibilitas berarti penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda-benda disekitarnya, atau kegiatan yang sedang berlangsung. ; 2) Aksesibilitas atau Mudah Dicapai. Penataan ruang harus memudahkan siswa meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran.; 3) Fleksibilitas atau Keluwesan. Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan, lalu disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.; 4) Kenyamanan. Kenyamanan yang dimaksud adalah kenyamanan yang berkenaan dengan temperature ruangan, cahaya, suara dan kepadatan kelas.; 5) Keindahan. Prinsip keindahan berkenaan dengan usaha guru dalam menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar.
Kedua, Tujuan. Dalam desain kelas sangat bergantung pada tujuan proses belajar. Guru harus menetapkan tujuannya, lalu kelas akan mengikutinya. Salah satu contohnya: Guru ingin siswa tidak mengobrol atau gaduh ketika sedang meraut pensil dengan rautan kelas. Ketiga, Pendataan barang atau perangkat kelas. Guru harus membuat daftar inventarisasi kelas. Keempat, tata letak atau pengaturannya.       Guru harus menata benda-benda kelas agar sesuai dengan tujuan keberadaannya dalam proses pembelajaran. Seperti halnya dalam pengaturan variasi formasi bangku tetap dilakukan dengan memperhatikan visibilitas, aksesibilitas, fleksibilitas, kenyamanan, keindahan, dan yang terpenting memudahkan terjadinya komunikasi diantara guru, siswa dan antar siswa. Sesungguhnya formasi bangku yang berubah-ubah berperan penting dalam proses belajar, antara lain: 1) Meningkatkan konsentrasi belajar siswa; 2) Menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien; 3) Pembelajaran tersampaikan secara merata, seksama, menarik, dan tidak monoton; 4) Siswa punya sudut pandang bervariasi terhadap materi pelajaran yang sedang diikuti; 5) Guru dengan mudah menyesuaikan formasi bangku dengan strategi mengajar yang dipilihnya, baik perseorangan, kelompok, berpasangan, maupun klasikal.

0 comments: