Wednesday, June 17, 2015

Menulis Ibarat Memasak



Menulis Ibarat Memasak
Karya: Uswatun Hasanah, M.Pd.I.*
Menulis ibarat memasak. Benarkah demikian?
Itu sebenarnya kata-kata yang tepat dalam menulis sebuah karya tulis. Jika kita pernah  melewati kuliah di S1, maka pada saat itu, kita diwajibkan membuat tulisan karya tulis sebut saja “Skripsi” guna sebagai syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya dalam merampungkan kuliahnya dengan target kurang lebih selama 4 tahun.
Jika kita pernah kuliah di S2, maka nanti di akhir perkuliahan kurang lebih selama 2 tahun, kita akan dihadapkan dengan sebuah karya tulis yang bernama “Tesis”.
Jika kita hendak melanjutkan Program Doktor yakni S3, maka kita dibebani oleh tugas yang bernama “Disertasi”. Dalam program Doktor, mahasiswa kuliah untuk mendapatkan gelar DR. tersebut maka mau tidak mau, mahasiswa harus bisa menjadi penulis yang profesional.
Dalam penulisan Disertasi, setidaknya mahasiswa sudah mempunyai beragam macam tekhnik menulis, yakni dalam menulis karya tulis yang baik dan benar, karena sebelum menulis disertasi, mahasiswa harus mengalami dua tahap dalam penulisan karya tulis, yaitu pertama pengalaman selama kuliah di S1 dalam menulis skripsi pada waktu hendak mendapatkan gelar Sarjana. Dan yang kedua, adalah pengalaman selama menulis tesis pada waktu kuliah di S2 untuk mendapatkan gelar Magister.
Menulis Skripsi dan Tesis itu Ibarat memasak. Hal tersebut adalah hasil buah pemikiran dari banyaknya pengalaman saya, Sejak saya menulis sebuah karya tulis selama berada di kampus S1 dan S2.
Penulis ibarat Orang yang Memasaknya atau yang biasa dikenal dengan sebutan C heef. Buku-buku dapat diibaratkan sebagai bahan-bahan yang akan digunakan untuk memasak, seperti halnya: Beras, Telur Ayam, Sayuran, Kecap, Garam, dan lain sebagainya. Dalam menulis karya tulis Skripsi ataupun Tesis, tentunya akan sangat membutuhkan banyak buku.
Peralatan untuk memasak adalah seperti halnya jenis penelitian yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan penelitian yang bersifat kualitatif atau penelitian yang bersifat kuantitatif.
Contohnya, Jika ingin memasak sebuah “Cake” maka bahan-bahan yang dibutuhkan adalah: Telur, Tepung Terigu, Pondan, Mentega, Coklat dan Keju dan lain-lain. Maka peralatan yang dibutuhkan untuk memasak adalah Kompor, Loyang, Piring, Pisau, Sendok, dan lain-lain.
Jika kita ingin menulis sebuah tulisan yang berkaitan dengan Kajian Tokoh bernama Munif Chatib, maka buku-buku yang dibutuhkan adalah buku-buku yang berkaitan dengan karya tulis beliau. Yakni: Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, Orangtuanya Manusia, Kelasnya Manusia dan  Sekolah Anak-anak Juara” serta buku penunjang lainnya. Penelitian nya bersifat kualitatif atau kuantitatif, bergantung pada selera masing-masing.
Jika kita ingin memasak sebuah makanan, tetapi kita tidak mengetahui bagaimana bahan-bahan yang akan digunakan ketika hendak memasak, maka kita boleh bertanya pada yang ahli. Dalam hal menulis pun, tentunya di awal, tengah ataupun di akhir terkadang banyak hal yang menjadi tanda Tanya oleh seorang penulis. Maka dalam hal ini, kita boleh bertanya pada dosen pembimbing, responden penelitian, dan orang-orang yang dianggap penting dalam sebuah penelitian. Sekian dari saya, Semoga tulisan ini bermanfa’at. Aamiin….


0 comments: