Implementasi Sukses dan Bahagia
Oleh:
Uswatun Hasanah, M.Pd.I.*
Sukses artinya adalah pencapaian yang kita
dapatkan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Selain itu sukses adalah
tercapainya tujuan yang kita tetapkan. Jadi, dapat dipahami bahwa arti sukses
merupaka suatu kondisi di mana segenap harapan ataupun impian seseorang telah
berhasil diwujudkan melalui usaha keras, ketekunan dan kedisiplinan yang
senantiasa untuk meraih yang terbaik. Setiap
orang sangat menginginkan untuk meraih yang namanya sukses. Apakah orang itu
baik atau tidak baik, iman kepada Allah atau mengingkari nikmat-Nya, pasti
ingin hidupnya sukses. Namun apakah setiap orang sama dalam memahami arti
sukses. Mungkin setiap orang akan berbeda dalam memahami sebuah arti sukses.
Setiap orang memiliki definisi tentang sukses sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut, pengalaman, maupun latar belakang kehidupannya.
Adapun kunci sukses dalam hidup menurut
penulis ada lima, yaitu: 1) Memberi tidak untuk menerima; 2) Tidak melupakan
kebaikan orang lain; 3) Maafkan seluruh kesalahan orang lain; 4) Memberi jalan
kehidupan orang lain; 5) Mengabdi secara total kepada orang tua.
Sebagaimana dengan luasnya makna
sukses, maka bahagia juga merupakan sesuatu yang selalu dicari oleh setiap
orang. Dalam hidup ini tidak ada orang yang tidak ingin bahagia. Semua ingin
bahagia meskipun tidak semua orang dengan gampang mewujudkannya. Dan arti
bahagia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:65) bahagia adalah keadaan
atau perasaan senang dan tenteram lahir dan batin (lepas dari segala yang
menyusahkan).
Sukses dan bahagia itu pengertiannya
sangat luas dan sangat pribadi. Penulis mengibaratkan sukses dan bahagia itu
ibarat koin atau uang logam yang tidak bisa dipisahkan maknanya. Seseorang bisa
dikatakan sukses namun belum tentu ia bahagia. Dan orang yang bahagia dalam
hidupnya, belum jadi sukses dalam hidupnya. Sukses dan bahagia itu sangat
beragam keadaannya dan setiap orang mungkin akan memiliki persepsi-persepsi
tersendiri tentang sukses dan bahagia yang ada dalam pikiran mereka. Setiap
manusia mengharapkan hidupnya sukses dan bahagia.
Jika kita tanyakan kepada manusia, tentu persepsi kebahagiaan dan kesuksesan yang
dirasakan nya pun berbeda.
1. Jika kita tanyakan kepada seorang murid atau
mahasiswa. Apakah arti sebuah kebahagiaan dan kesuksesan menurutmu? “Aku
bahagia dan merasa sukses, jika nilai prestasi ku bagus”
2. Jika bertanya kepada seorang dosen atau guru.
Apakah arti kebahagiaan dan kesuksesan menurutmu? Langsung dijawab: “Aku
bahagia dan merasa sukses, jika semua muridku memahami materi yang saya ajarkan
agar ia memiliki ilmu yang bermanfa’at bagi nusa bangsa dan agama, selain itu
muridku juga harus lebih baik daripada aku”.
3. Cobalah bertanya kepada orang tua kalian.
Apakah arti sebuah kebahagiaan dan kesuksesan
menurut mereka? Tentu mereka menjawab: “Aku bahagia dan merasa sukses, jika
anakku itu menjadi anak yang shaleh dan shalehah, dan juga jika mereka bisa sukses di dunia dan di
akherat.
Semua contoh-contoh di atas merupakan bagian
dari realita kehidupan manusia dalam meraih kebahagiaan dan kesuksesan dengan
pandangan yang beraneka ragam. Beberapa pertanyaan yang muncul kemudian adalah
apa benar orang yang memiliki banyak harta, menduduki jabatan yang tinggi dan
memiliki gelar akademik akan mendapat kebahagiaan dan kesuksesan? Kalau memang
hal itu benar adanya, sungguh betapa ruginya hamba-hamba Allah yang tidak kaya,
tidak menduduki jabatan tinggi atau tidak memiliki gelar akademik sama sekali.
Tetapi siapa yang menjamin bahwa seseorang hidupnya sederhana atau pegawai
biasa, atau bukan sarjana sama sekali pasti tidak sukses dan bahagia.
Menurut H. Cholil Uman & Fathul Fauzi (2008: 68-70) bahwa yang
menjadi ukuran kesuksesan dan kebahagiaan sejati, diantaranya yaitu: Pertama, bermanfaat bagi orang lain.
Rasululllah SAW. Bersabda: “Khoirunnaas anfa’uhum linnaas” yang
artinya : “Sebaik-baiknya manusia adalah
yang paling bermanfaat bagi manusia lain. “ (HR. Muslim). Didalam kehidupan
sehari-hari, manusia yang paling banyak memberikan manfaat akan disenangi oleh
banyak orang. Bila orang-orang sudah senang kepada kita, karena manfaat yang
kita tebarkan pada mereka, maka hati kita pun akan senang dan bahagia. Secara
pribadi kita merasa puas, dan dimata orang lain kita dinilai baik. Di sisi
Allah, kita mendapatkan penghargaan yang tinggi. Apalah artinya jika kita memiliki segalanya,
rumah mewah, harta yang melimpah, pangkat dan jabatan yang tinggi, ilmu yang
sangat mumpuni tetapi tidak dapat memberi nilai manfaat bagi orang lain. Sukses
dan bahagia sejati tidak diukur dari apa yang kita miliki tetapi ditentukan
kemanfaatan apa yang kita miliki untuk orang lain.
Kedua, keseimbangan hidup. Allah berfirman
dalam QS. Al-Qashash ayat 77. Ayat 77 dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ini
menjelaskan bahwa agar manusia dapat menjaga keseimbangan (tawazun) dalam kehidupan. Tujuannya, tak lain agar tercapai
kebaikan hidup bagi kita dan terpenuhinya hak-hak orang lain dengan prinsip
keseimbangan.
Ketiga, peningkatan kualitas diri. Rasulullah
SAW bersabda: “Barangsiapa yang hari ini
lebih baik dari hari kemarin maka dialah orang yang beruntung (sukses dan
bahagia) dan barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dialah
orang yang rugi dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin
maka dialah orang yang terlaknat.” (HR. Abu Dawud)
Keempat, khusnul khotimah (akhir yang baik).
Rasulullah SAW dalam sebuah do’anya pernah meminta kepada Allah, “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada
akhirnya, sebaik-baik amalku pada penutupnya, dan sebaik-baik hari adalah hari
ketika aku berjumpa dengan-Mu”.
Setiap manusia dilahirkan dengan
mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses dan bahagia. Kesuksesan dan
kebahagiaan hanya bisa diraih oleh orang-orang yang mempunyai etos kerja
tinggi, produktif, kreatif dan inovatif. Demikian, tulisan ini di buat. Semoga
bermanfaat. Salam Pendidikan!!! Sukses dan bahagia selalu untuk Gurunya
Manusia.
*Guru SDN 2 Mertapadakulon
di Lingkungan UPT Pendidikan Kecamatan Astanajapura
0 comments:
Post a Comment