Sunday, June 14, 2015

Implementasi Sukses dan Bahagia



Implementasi Sukses dan Bahagia  
Oleh: Uswatun Hasanah, M.Pd.I.*
 Sukses artinya adalah pencapaian yang kita dapatkan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Selain itu sukses adalah tercapainya tujuan yang kita tetapkan. Jadi, dapat dipahami bahwa arti sukses merupaka suatu kondisi di mana segenap harapan ataupun impian seseorang telah berhasil diwujudkan melalui usaha keras, ketekunan dan kedisiplinan yang senantiasa untuk meraih yang terbaik.  Setiap orang sangat menginginkan untuk meraih yang namanya sukses. Apakah orang itu baik atau tidak baik, iman kepada Allah atau mengingkari nikmat-Nya, pasti ingin hidupnya sukses. Namun apakah setiap orang sama dalam memahami arti sukses. Mungkin setiap orang akan berbeda dalam memahami sebuah arti sukses. Setiap orang memiliki definisi tentang sukses sesuai dengan nilai-nilai yang dianut, pengalaman, maupun latar belakang kehidupannya.
Adapun kunci sukses dalam hidup menurut penulis ada lima, yaitu: 1) Memberi tidak untuk menerima; 2) Tidak melupakan kebaikan orang lain; 3) Maafkan seluruh kesalahan orang lain; 4) Memberi jalan kehidupan orang lain; 5) Mengabdi secara total kepada orang tua.
Sebagaimana dengan luasnya makna sukses, maka bahagia juga merupakan sesuatu yang selalu dicari oleh setiap orang. Dalam hidup ini tidak ada orang yang tidak ingin bahagia. Semua ingin bahagia meskipun tidak semua orang dengan gampang mewujudkannya. Dan arti bahagia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:65) bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram lahir dan batin (lepas dari segala yang menyusahkan).
Sukses dan bahagia itu pengertiannya sangat luas dan sangat pribadi. Penulis mengibaratkan sukses dan bahagia itu ibarat koin atau uang logam yang tidak bisa dipisahkan maknanya. Seseorang bisa dikatakan sukses namun belum tentu ia bahagia. Dan orang yang bahagia dalam hidupnya, belum jadi sukses dalam hidupnya. Sukses dan bahagia itu sangat beragam keadaannya dan setiap orang mungkin akan memiliki persepsi-persepsi tersendiri tentang sukses dan bahagia yang ada dalam pikiran mereka. Setiap manusia mengharapkan hidupnya sukses dan bahagia. Jika kita tanyakan kepada manusia, tentu persepsi kebahagiaan dan kesuksesan yang dirasakan nya pun berbeda.
1.      Jika kita tanyakan kepada seorang murid atau mahasiswa. Apakah arti sebuah kebahagiaan dan kesuksesan menurutmu? “Aku bahagia dan merasa sukses, jika nilai prestasi ku bagus”
2.      Jika bertanya kepada seorang dosen atau guru. Apakah arti kebahagiaan dan kesuksesan menurutmu? Langsung dijawab: “Aku bahagia dan merasa sukses, jika semua muridku memahami materi yang saya ajarkan agar ia memiliki ilmu yang bermanfa’at bagi nusa bangsa dan agama, selain itu muridku juga harus lebih baik daripada aku”.
3.      Cobalah bertanya kepada orang tua kalian. Apakah arti sebuah kebahagiaan  dan kesuksesan menurut mereka? Tentu mereka menjawab: “Aku bahagia dan merasa sukses, jika anakku itu menjadi anak yang shaleh dan shalehah, dan  juga jika mereka bisa sukses di dunia dan di akherat.
Semua contoh-contoh di atas merupakan bagian dari realita kehidupan manusia dalam meraih kebahagiaan dan kesuksesan dengan pandangan yang beraneka ragam. Beberapa pertanyaan yang muncul kemudian adalah apa benar orang yang memiliki banyak harta, menduduki jabatan yang tinggi dan memiliki gelar akademik akan mendapat kebahagiaan dan kesuksesan? Kalau memang hal itu benar adanya, sungguh betapa ruginya hamba-hamba Allah yang tidak kaya, tidak menduduki jabatan tinggi atau tidak memiliki gelar akademik sama sekali. Tetapi siapa yang menjamin bahwa seseorang hidupnya sederhana atau pegawai biasa, atau bukan sarjana sama sekali pasti tidak sukses dan bahagia.
  Menurut H. Cholil Uman & Fathul Fauzi (2008: 68-70) bahwa yang menjadi ukuran kesuksesan dan kebahagiaan sejati, diantaranya yaitu:  Pertama, bermanfaat bagi orang lain. Rasululllah SAW. Bersabda: “Khoirunnaas anfa’uhum linnaas” yang artinya : “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain. “ (HR. Muslim). Didalam kehidupan sehari-hari, manusia yang paling banyak memberikan manfaat akan disenangi oleh banyak orang. Bila orang-orang sudah senang kepada kita, karena manfaat yang kita tebarkan pada mereka, maka hati kita pun akan senang dan bahagia. Secara pribadi kita merasa puas, dan dimata orang lain kita dinilai baik. Di sisi Allah, kita mendapatkan penghargaan yang tinggi.  Apalah artinya jika kita memiliki segalanya, rumah mewah, harta yang melimpah, pangkat dan jabatan yang tinggi, ilmu yang sangat mumpuni tetapi tidak dapat memberi nilai manfaat bagi orang lain. Sukses dan bahagia sejati tidak diukur dari apa yang kita miliki tetapi ditentukan kemanfaatan apa yang kita miliki untuk orang lain.
Kedua, keseimbangan hidup. Allah berfirman dalam QS. Al-Qashash ayat 77. Ayat 77 dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ini menjelaskan bahwa agar manusia dapat menjaga keseimbangan (tawazun) dalam kehidupan. Tujuannya, tak lain agar tercapai kebaikan hidup bagi kita dan terpenuhinya hak-hak orang lain dengan prinsip keseimbangan.
Ketiga, peningkatan kualitas diri. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dialah orang yang beruntung (sukses dan bahagia) dan barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dialah orang yang rugi dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dialah orang yang terlaknat.” (HR. Abu Dawud)
Keempat, khusnul khotimah (akhir yang baik). Rasulullah SAW dalam sebuah do’anya pernah meminta kepada Allah, “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada akhirnya, sebaik-baik amalku pada penutupnya, dan sebaik-baik hari adalah hari ketika aku berjumpa dengan-Mu”.
Setiap manusia dilahirkan dengan mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses dan bahagia. Kesuksesan dan kebahagiaan hanya bisa diraih oleh orang-orang yang mempunyai etos kerja tinggi, produktif, kreatif dan inovatif. Demikian, tulisan ini di buat. Semoga bermanfaat. Salam Pendidikan!!! Sukses dan bahagia selalu untuk Gurunya Manusia.
*Guru SDN 2 Mertapadakulon di Lingkungan UPT Pendidikan Kecamatan Astanajapura

0 comments: