PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Desmita
A.
Pengertian
Psikologi Perkembangan
Psikologi
Perkembangan pada prinsipnya merupakan cabang dari psikologi. Psikologi sendiri
merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psychology”.
Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani “psyche”, yang berarti
roh, jiwa atau daya hidup, dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah “psychology”
berarti “ilmu jiwa”.
Menurut
Linda L. Davidoff (1991) psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang
mempelajari perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi
mental manusia, yang biasanya dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui
pembuahan hingga menjelang mati.
Richard M.
Lerner (1976) merumuskan psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup. Misalnya,
mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak-anak usia satu, dua atau lima tahun,
memiliki persamaan atau perbedaan, atau bagaimana kepribadian seseorang berubah
dan berkembang dari anak-anak, remaja sampai dewasa.
Berdasarkan
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi perkembangan adalah
cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku
manusia secara ontogenetic, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari
peruahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur
jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya
(life-span), yang biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.
Hakikat Perkembangan
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan
sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak
dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu
terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya,
diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
1.
Perkembangan
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001) Perkembangan secara luas
menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu
dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah
perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan
berakhir dengan kematian.
Menurut F. J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan
menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang
kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak
dapat diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “ proses yang
kekal dan tetap yang menuju kea rah suatu organisasi pada tingkat integrasi
yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar.”
2.
Pertumbuhan
(Growth)
Dalam
konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (Growth)
sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi,
sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002),
mengartikan pertumbuhan sebagai : satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran
dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut
A.E. Sinolungan (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu
yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad
Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang
meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication)
sel-sel.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan (growth)
dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat
kuantitatif , yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan
badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya. Dengan demikian,
tidak tepat jika dikatakan pertumbuhan ingatan, pertumbuhan berpikir, pertumbuhan
kecerdasan, dan sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perubahan fungsi-fungsi
rohaniah. Demikian juga tidak tepat kalau dikatakan pertumbuhan kemampuan
berjalan, pertumbuhan menulis, pertumbuhan penginderaan dan sebagainya, sebab
kesemuanya merupakan perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah.
Pertumbuhan
fisik bersifat meningkat, menetap dan kemudian mengalami kemunduran sejalan
dengan bertambahnya usia. Ini berarti pertumbuhan fisik ada puncaknya. Sesudah masa
tertentu fisik mulai mengalami kemunduran dan berakhir pada keruntuhan di hari
tua, dimana kekuatan dan kesehatannya berkurang, pancaindera menjadi lemah atau
lumpuh sama sekali. Berbeda halnya dengan perkembangan aspek mental atau psikis
yang relatif berkelanjutan, sepanjang individu yang bersangkutan tetap
memeliharanya.
3. Kematangan
(Maturation)
Pertumbuhan
jasmani dan perkembangan rohani yang disebutkan diatas, sebenarnya merupakan
satu kesatuan dalam diri manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain. Laju perkembangan
rohani dipengaruhi oleh laju pertumbuhan jasmani, demikian sebaliknya. Pertumbuhan
dan perkembangan itu pada umumnya berjalan selaras dan pada tahap-tahap
tertentu menghasilkan suatu ”kematangan”, baik kematangan jasmani maupun
kematangan mental.
Istilah
kematangan dalam bahasa Inggris disebut dengan “maturation”, sering dilawankan
dengan “immaturation”yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan
juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi.
Chaplin
(2002), mengartikan kematangan sebagai : (1) perkembangan, proses mencapai
kemasakan/usia masak, (2) proses perkembangan, yang dianggap berasal dari
keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).
4. Perubahan
(Change)
Perkembangan
mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna
perkembangan.
0 comments:
Post a Comment